LigaFox - Kenakalan Remaja di Era Hiperinformatika Masih Terakam Jelas Dalam Ingatan Saya.
Bagaimana WatchDogs dua tahun lalu menjadi game yang hasil akhirnya tak sesuai harapan banyak orang. Meskipun tak sepenuhnya dianggap buruk, namun hype serta usaha pemasaran yang berlebihan memberikan implikasi kurang baik bagi game tersebut. Hal tersebut tentunya mempengaruhi ekspektasi orang terhadap sekuel Watch Dogs berikutnya.
Watch Dogs 2 muncul sebagai upaya pembuktian Ubisoft kepada dunia bahwa mereka bisa membuat game open-world yang lebih menarik dibandingkan sebelumnya. Dengan mengambil tema pembrontakan terhadap sistem, Watch Dogs 2 hadir lebih radikan dari tema game pendahulunya.
Upaya yang cukup berani dari tim Ubisoft Montreal ini memiliki kelebihan serta kekurangan, dan saya harap ulasan ini bisa memberimu pertimbangan tersendiri sebelum menyelami aksi kelompok peretas hipster dalam Watch Dogs 2.
Watch Dogs 2 mengusung tema yang lumayan kontras dibanding Watch Dogs pertama. Hilang sudah tema vigilante yang kental dengan pembalasan dendam dan aksi main hakim sendiri. Sebagai gantinya, Watch Dogs 2 menghadirkan tema pemberontakan oleh kawanan muda-mudi yang berafiliasi dengan grup peretas kolektif DedSec. Pemilihan tema ini memberikan warna tersendiri bagi interaksi dunia yang kamu lakukan dalam Watch Dogs 2. Kemampuan meretasmu tak lagi hanya digunakan untuk mengalahkan kelompok tertentu saja, kamu juga diajak melawan perusahaan tamak yang memanfaatkan kecanggihan teknologi demi kepentingan mereka semata.
Ubisoft Montreal mengemas aksi pemberontakan ini secara menarik lewat segelintir parodi dari perusahaan teknologi terkenal yang kita jumpai di dunia nyata. Kamu akan menjumpai parodi Google bernama Nudle, parodi Facebook yang diganti Invite, SF Drive sebagai parodi layanan Uber, dan lain-lain. Lewat kombinasi tema dan keunikan tadi, Watch Dogs 2 memosisikan dirinya menjadi game open-world yang berada di tengah batas antara penyajian dunia realistis dan virtual, namun tak ingin terlalu terkesan serius di mata para pemainnya.
Kesan tak ingin dilihat terlalu serius ini bisa kamu lihat dari pernak-pernik penampilan karakter yang kamu jumpai di sepanjang jalan cerita game. Tampilan protagonis dan tokoh pendukung yang hipster serta terkesan tidak dewasa bisa jadi membuat orang kurang tertarik memainkan Watch Dogs 2. Namun bila kamu memberikan game ini kesempatan, secara perlahan-lahan kamu akan menyukai wajah baru Watch Dogs. Bisa jadi kamu bahkan berharap tema semacam ini bisa kamu temukan di sekuel selanjutnya atau di game lain (Saints Row mungkin).
Dalam Watch Dogs 2 kamu bermain sebagai Marcus Holloway alias Retr0, sosok peretas pintar yang direkrut sebagai anggota baru DedSec cabang kota San Fransisco. Sebagai tokoh utama, Marcus Holloway terus terang jauh lebih menarik dibandingkan Aiden Pearce, protagonis dari game Watch Dogs sebelumnya. Marcus digambarkan sebagai pribadi spontan yang kerap berseloroh terhadap situasi di sekelilingnya. Selain dibekali mobilitas yang lebih tinggi lewat kemampuan parkourmiliknya, Marcus juga memiliki dua perangkat radio kontrol yang sangat membantu proses peretasan. Pembawaan Marcus sebagai figur kulit hitam juga memberikan kesan kharismatik daripada sosok Aiden Pearce yang dingin. Celoteh kalimat one-liner maupun sumpah serapah yang terucap dari mulutnya terdengar natural sehingga mengingatkan saya dengan sosok CJ maupun Franklin dari Grand Theft Auto. Kharisma Marcus sebagai sosok protagonis berkulit hitam sayangnya tidak dimanfaatkan secara baik oleh Ubisoft. Tidak ada latar belakang cerita yang kuat untuknya di Watch Dogs 2. Tak seperti Aiden, kamu sama sekali tidak akan mengetahui sisi lain kehidupan Marcus, keluarga, dan alasan kuat yang menyebabkan ia terjun ke dunia para peretas.
Grafis terlihat jelas menjadi nilai jual utama Watch Dogs 2. Dunia yang kamu jelajahi dalam game ini bak sebuah miniatur kota San Fransisco, lengkap dengan banyak sekali detail dan ruangan interior untuk kamu jelajahi. Tampilan visual yang sangat keren, mulai dari efek pencahayaan yang dinamis, hingga penempatan bayangan yang realistis memberikan nilai estetika pada game ini. Selain grafis yang menawan, Watch Dogs 2 juga memiliki kualitas audio yang tak perlu diragukan lagi kebolehannya. Meskipun pilihan lagu yang terdapat dalam game ini jauh dari genre musik mainstream, setidaknya ada sederet lagu serta siaran radio untuk menemani petualangan Marcus di saat kamu sibuk berkendara.
Ya, kamu tidak salah baca judul pembahasan saya di atas. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, Watch Dogs 2 adalah game dengan pemaparan cerita yang kurang konsisten karena karaktermu tetap akan dielu-elukan sebagai figur pahlawan, meskipun sebelumnya kamu membuatnya menjadi sosok pembunuh massal. Dengan alur ceritanya yang “positif”, Watch Dogs 2 membuat saya merasa bersalah sendiri bila membuat sosok Marcus menjadi seorang pembunuh ketika menyelesaikan sebuah misi. Pergi mengendap-endap dan mengandalkan kemampuan retas untuk melumpuhkan musuh menurut saya adalah tantangan terbesar dalam Watch Dogs 2. Saya pribadi menyarankan kamu untuk melakukan pendekatan ini ketika bermain. Watch Dogs 2 adalah sebuah sekuel yang di satu sisi lebih baik dibandingkan Watch Dogs pertama, namun di sisi lain masih meneruskan kekurangan yang diderita iterasi sebelumnya, yakni dalam penyampaian cerita. Terlepas dari kekurangan ini, Watch Dogs 2merupakan game open-world yang menarik untuk dimainkan, dan saya tak sabar untuk mencoba mode online berfungsi seperti yang dijanjikan Ubisoft.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar